Dahsyat! Implementasi CHSE Pada Biro Perjalanan Wisata

    
Kepercayaan masyarakat! Ya, kuncinya adalah kepercayaan masyarakat, dengan menumbuhkan rasa aman menggunakan jasa biro perjalanan wisata.

Cara Kerja Biro Perjalanan Wisata

Sebelum lebih jauh membicarakan implementasi CHSE pada biro perjalanan wisata, mari kita kenali terlebih dahulu cara kerjanya, agar lebih mudah mencerna isi dari tulisan ini.

Usaha ini menyediakan jasa mengorganisir perjalanan wisata baik individu maupun rombongan (group), ada pula yang menjadi organizer sebuah acara seminar, rapat-rapat, pelatihan, gathering. outbond, training dan kegiatan serupa lainya. Untuk terlaksananya sebuah kegiatan, biro perjalanan wisata memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak, yaitu para vendor.

Pendek kata, selain berhubungan dengan customer, berhubungan pula dengan beberapa vendor seperti vendor transportasi, vendor makanan, vendor penginapan, tempat wisata, vendor teknis acara dan lain-lain. Oleh karena itu, penerapan CHSE tidak hanya internal perusahaan itu sendiri, tetapi juga vendor-vendor yang terkait harus dipastikan menerapkan standar CHSE sesuai aturan pemerintah (dalah hal ini Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif).

CHSE

Tidak sedikit yang bertanya, apakah CHSE itu? CHSE kependekan dari Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan Ramah Lingkungan). CHSE dibuat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Protokol Kesehatan di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. CHSE adalah program dari Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf) bagi pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif, salah satu diantaranya adalah Biro Perjalanan Wisata.

“Kunci keberhasilan pariwisata agar dapat segera rebound adalah pelaksanaan protokol kesehatan berbasis CHSE dengan baik dan disiplin di tiap destinasi tujuan dan pelaku sektor pariwisata,” kata Menparekraf Wishnutama Kusubandio sebagaimana dikutip okezone dot com.

Jadi, tujuan diluncurkannya program CHSE adalah untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pariwisata, khususnya dalam hal ini biro perjalanan wisata, dan pelaku industri pariwisata terkait lainya.

Implementasi CHSE pada Biro Perjalanan Wisata.

A. CHSE Pada Kantor Biro Perjalanan Wisata

1. Cleanliness (Kebersihan)
    Istilah Cleanliness diartikan, bahwa situasi di kantor Biro Perjalanan Wisata selalu Bersih.
    a. Kantor rutin dibersihkan, mulai dari lantai, meja kursi, komputer, rak-rak arsip, pantry dan seisinya 
        (gelas,  piring, sendok dll), toilet, musholla dan isinya (sajadah, mukena dll) dan gudang. 
    b. Disediakan hand sanitizer, tempat cuci tangan dengan sanitasi yang baik, dan penyemprotan disinfektan              secara berkala.
        Disediakan “toilet sanitizer” dan tisu untuk membersihkan kloset ketika akan digunakan. Kran air             
        sebaiknya menggunakan sensor, agar tidak perlu memegang gagang kran ketika akan wudhu atupun cuci 
        tangan. Penggunaan sensor pada kran air juga bisa menghemat air.

c. Disediakan petugas kebersihan.

Adanya petugas kebersihan bukan lain tugasnya adalah menmastikan seisi kantor dalam keadaan besih dan rapi.

d. Karyawan sebaiknya membawa sendiri peralatan pribadi, sajadah dan mukena (bagi yang muslim), gelas dan piring.

e. Pembayaran dari customer & pembayaran ke vendor dengan non tunai. Hal ini untuk menjaga kebersihan, karena uang tunai adalah benda yang sudah dipegang banyak orang, sehingga transaksi non tunai akan mencegah penyebaran penyakit / virus.

2. Health (Kesehatan)

a. Di area kantor, dilaksanakan protokol kesehatan, baik itu ditujukan kepada karyawan, manajemen, maupun tamu (pengunjung). Beberapa point yang harus dilakukan antara lain pengecekan suhu badan, pemakaian masker, menerapkan social distancing, menjaga jarak antrian, jarak antar meja kerja ideal, setidaknya memungkinkan antar karyawan minimal berjarak 1,5 meter. 

b. Khusus untuk pengunjung yang intensitasnya cukup banyak, misalnya kurir paket dan kurir makanan, maka harus dititipkan di security agar mengurangi jumlah tamu / pengunjung yang masuk ke area kantor.

3. Safety (Keamanan)

a. Di area kantor wajib disediakan fasiltas dan prosedur keselamatan dan keamanan untuk mengantisipasi kondisi darurat jika terjadi bencana, misalnya kebakaran, gempa bumi, bangunan runtuh dan sebagainya. 

Fasilitas-fasilitas itu seperti adanya tabung pemadam kebakaran, hydran, alarm, kotak PPPK, pengeras suara komando, jalur evakuasi, titik kumpul.

b. Sosialisi dan simulasi prosedur keselamatan dan keamanan.

Sosialisai dan simulasi prosedur kemamanan dan keselamatan mutlak perlu dilaksanakan, agar jika benar-benar terjadi kondisi darurat, dapat dilaksanakan evakuasi dengan tertib dan tenang tanpa ada kepanikan.

c. Petugas keamaman.

Diperlukan adanya petugas keamanan untuk menjamin terlaksananya protokol kesehatan maupun protokol keselamatan dalam kantor yang bersangkutan 

4. Environment Sustainability (ramah lingkungan)

Menciptakan suasana kantor yang ramah lingkungan akan membuat betah bekerja dan bisa meminimalisir anggaran pengeluaran. Memang bisa berbeda kondisi antara satu tempat dengan tempat lain, namun penulis mencoba melontarkan inspirasi yang bisa diambil untuk kantor Anda.

a. Resapan air / Kolam Resapan Air / Lubang Resapan Biopori.

Tentang hal  diatur dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009

Resapan air / Kolam Resapan Air / Lubang Resapan Biopori memudahkan air hujan terserap ke dalam tanah. Aliran air di permukaan tanah juga bisa diminimalisir. Di daerah-daerah yang berpotensi banjir, sumur resapan membantu mengurangi risiko terjadinya banjir, setidaknya, air cepat terserap ke tanah jika terjadi banjir, sekaligus memberikan cadangan air saat musim kemarau.

b. Hemat air & listrik

Listrik dan air dua hal yang tidak bisa dipisahkan, air diangkat ke torn (bak) menggunakan listrik, jadi jika hemat air juga hemat listrik. Selain itu, menghemat listrik juga berdampak pada mengurangi “global warming” selain menghemat biaya.

Untuk menghemat listrik, gunakanlah lampu LED dan matikan jika tidak digunakan.

c. Kurangi efek rumah kaca

Masih terkait global warming, mengurangi penggunaan kaca dalam bangunan, akan berkontribusi dalam mengurani pemanasan global.

d. Buat taman hijau

Taman hijau akan mebuat suasana segar, sehingga menciptakan suasana kerja yang nyaman. Selain itu adanya taman hijau juga akan mengurangi efek rumah kaca, yaitu pemanasan global.

e. Penggunaan teknologi digital untuk mengurangi penggunaan kertas, simpan data digital, gunakan kertas bekas untuk keperluan internal dan mencetak dengan kertas untuk hal-hal yang memerlukan formal.

f. Gunakan peralatan elektronik yang multifungsi foto copy, scan, printer, fax.

B. CHSE Dengan Vendor

Sudah penulis kemukakan diatas, bahwa perusahaan biro perjalanan wisata tidak bisa melakukan semua kegiatannya sendiri, tapi membutuhkan banyak vendor terkait dengan “proyek” yang sedang dikerjakan. 

Beberapa macam jenis vendor yang umumdigunakan antara lain :vendor transportasi, vendor makanan, vendor penginapan, tempat wisata, vendor teknis acara (seperti instruktur, MC dll)

Implementasi CHSE dengan vendor adalah memastikan vendor yang digandeng untuk kerjasama menerapkan CHSE pula dalam kegiatan operasionalnya.

1. Vendor Transportasi

Vendor Transportasi menempati urutan utama dalam kinerja sebuah biro perjalanan wisata. Ada beberapa jenis transportasi diantaranya :

a. Bus dan sejenisnya

Penerapan CHSE pada Bus dan sejenisnya :

a.1. Cleanliness (Kebersihan)

- Memastikan Bus yang akan diberangkatkan sudah dibersihakan dari sampah.

- Menggunakan sarung jok yang sudah dicuci sebelum berangkat.

- Sudah disemprot disinfektan.

- Tersedia tempat sampah.

- Toilet sudah dibersihkan dengan disinfektan, air diisi secara cukup.

- Disediakan sabun cuci tangan dan hand sanitizer.

- Membatasi jumlah penumpang.

a.2. Health (Kesehatan)

-  Setiap peserta / penumpang di cek suhu tubuh sebelum berangkat.

-  Setiap peserta menggunakan masker.

a.3. Safety (Keamanan)

- Sopir 2 (jika jarak tempuh cukup jauh), umumnya bis punya standar seperti ini.

- Kondisi Bus atau alat transportasi sejenisnya dalam keadaan layak jalan, yang biasanya sudah di Keur oleh Kemenhub.

- Kru dan peserta / penumpang dilarang merokok.

a.4. Environment Sustainability (ramah lingkungan)

- Lulus keur Kemenhub, salah satunya adalah emisi gas buang.

b. Kereta Api / Pesawat Terbang.

Tahun 2021 ini, penulis menilai setiap armada Kereta Api dan Pesawat Terbang sudah memenuhi syarat CHSE, karena sebelum berangkat, alat tranportasi ini sudah diyakinkan kelaikannya oleh Kemenhub.

2. Vendor Makanan, Penginapan, Tempat Wisata

Kita perlu memastikan point – point CHSE sebagaimana sudah penulis  ungkapkan di atas, dilakukan pula oleh vendor makanan (rumah makan, restoran), Vendor penginapan, (villa, hotel, homestay dan sejenisnya), destinasi wisata yang kita pilih sudah menerapkan CHSE.

Dengan diterapkannya CHSE, diharapkan tumbuh kepercayaan  pada masyarakat, terutama pengguna jasa biro perjalanan wisata sehingga meraka merasa aman berwisata.

Ayoo Wisata New Normal


Beranda / Paket Wisata


Posting Komentar